Tugas Makalah
Ekonomi Moneter
KEBIJAKAN
MONETER
NAMA : RIZKI ANDRIANI
NIM : A11112276
JURUSAN : ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji dan rasa syukur saya persembahkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya ,sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini. Pada kesempatan ini tak lupa saya ucapkan terimah kasih kepada dosen matakuliah
Ekonomi Moneter yang bersangkutan.
Dalam penyusunan makalah ini, saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan
dan kekurangan dalam penyusunannya, baik dalam penyajian data, bahasa maupun sistematika
pembahasannya. saya juga mengharpkan masukan atau kritikan maupun saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaannya di masa yang akan datang.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini Mudah-mudahan
dengan adanya makalah ini sedikit
banyaknya dapat membawa manfaat kepada kita semua, dan juga dapat menjadi
referensi.
Makassar, November 2013 :
Penulis
Rizki Andriani
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................
i
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. ii
A.
Latar Belakang..........................................................................
1
B.
Rumusan Masalah.....................................................................
2
C.
Tujuan......................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN................................................................... 3
A.
Pengertian Kebijakan Moneter..................................................
3
B.
Tujuan Kebijakan Moneter........................................................
3
C.
Jenis – Jenis Kebijakan Moneter ................................................ 4
D.
Hal – hal yang perlu di perhatikan dalam
kebijakan moneter ..... 6
BAB III PENUTUP........................................................................... 9
A. Kesimpulan.............................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pertumbuhan
ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak kebijakan pemerintah yang
dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakam laju
pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak
langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi.
Kuznets
dan Sirojuzilam mendefinisikan
pertumbuhan ekonomi sebagai “Kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu Negara untuk
menyediakan semakin banyak barang kepada penduduknya, kemampuan ini bertambah
sesuai dengan kemajuan teknologi dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang
diperlukan”.
Untuk
dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi stabil tidaklah pekerjaan
yang mudah untuk dilaksanakan, ini ibaratnya mata uang 2 sisi, kadang dicapai
pertumbuhan ekonomi yang tinggi tapi tidak stabil. Untuk mencapai inilah
diperlukan kebijakan moneter.
Kebijakan
moneter bertujuan mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang lebih baik dan
atau diinginkan. Kondisi-kondisi tersebut diukur dengan menggunakan
indicator-indikator makro utama seperti terpeliharanya pertumbuhan ekonomi yang
baik, stabilitas harga umum yang terkendali, dan menurunnya tingkat
pengangguran.
Sesuai
dengan kondisi perekonomian masyarakat Indonesia yang kegiatannya bertumpu pada
aset keuangan kredit perbankan, maka pemerintah perlu melaksanakan kebijakan
moneter melalui pengelolaan atau pengaturan system perkreditan secara dinamis,
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi struktur potensi ekonomi masyarakat daerah
(resource base) yang akan digerakkan.
Kebijakan
moneter tujuannya adalah untuk mencapai stabilisasi ekonomi. Berhasil tidaknya
tujuan dari kebijakan moneter tersebut dipengaruhi oleh dua faktor, pertama:
kuat tidaknya hubungan kebijakan moneter dengan kegiatan ekonomi tersebut,
kedua: jangka waktu perubahan kebijakan moneter terhadap kegiatan ekonomi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan pada latar belakang,
maka terlihat pentingnya pemahaman mengenai Apa yang dimaksud kebijakan
moneter, apa tujuan dari kebijakan moneter dan apakah kebijakan moneter memiliki dampak terhadap perekonomian Pemahaman tentang
analisis kebijakan moneter akan menjadi lebih penting bagi Indonesia.
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian dan tujuan dari kebijakan moneter
2. Mengetahui jenis – jenis kebijakan moneter
3. Mengetahui hal – hal yang perlu di perhatikan dalam kebijakan moneter
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kebijakan Moneter
Kebijakan Moneter yaitu suatu usaha dalam mengendalikan keadaan
ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui
pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian atau langkah pemerintah
untuk mengatur penawaran uang dan tingkat bunga. Kebijakan
moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam
usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui
negosiasi dengan pemerintah lain.
Kebijakan
moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai
keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga,
pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca
pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi
ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta
neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam
kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk
memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan
dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
B. Tujuan Kebijakan Moneter
Tujuan
dari kebijakan moneter adalah sebagai berikut ini:
·
Menjaga kestabilan ekonomi artinya pertumbuhan
arus barang dan jasa seimbang dengan pertumbuhan arus barang dan jasa yang
tersedia.
·
Menjaga kestabilan harga yaitu harga suatu
barang merupakan hasil interaksi antara jumlah uang yang beredar dengan jumlah
uang yang tersedia dipasar.
·
Meningkatkan kesempatan kerja yaitu pada saat
perekonomian stabil pengusaha akan mengadakan investasi untuk menambah jumlah
barang dan jasa sehingga adanya investasi akan membuka lapangan kerja baru
sehingga memperluas kesempatan kerja mayarakat.
·
Memperbaiki neraca perdagangan kerja
masyarakat yaitu dengan jlan meningkatkan ekspor dan mengurangi impor dari luar
negeri yang masuk kedalam negeri atau sebaliknya.
C.
Jenis-jenis
kebijakan moneter
Dalam
prakteknya, untuk menerapkan semua jenis kebijakan moneter alat utama yang
digunakan adalah memodifikasi jumlah uang primer yang beredar. Otoritas moneter
melakukan hal ini dengan membeli atau menjual aset keuangan (biasanya kewajiban
pemerintah). Ini operasi pasar terbuka berubah baik jumlah uang atau likuiditas
(jika bentuk cair kurang dari uang yang dibeli atau dijual). The multiplier
effect perbankan cadangan fraksional memperkuat dampak dari tindakan. transaksi
pasar Konstan oleh otoritas moneter memodifikasi pasokan mata uang dan ini
dampak variabel pasar lain seperti suku bunga jangka pendek dan nilai tukar.
Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
·
Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy yaitu
suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar disuatu Negara,
apabila tidak ada kebijakan ini maka jumlah uang di suatu negara akan menipis
sehingga transaksi atau jual beli disuatu negara akan terganggu.
·
Kebijakan Moneter Kontraktif/ Monetary Contractive Policy yaitu suatu kebijakan dalam rangka mengurangi
jumlah uang yang edar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money
policu).
Kebijakan
moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu
antara lain :
·
Operasi
Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar
terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli
surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah
uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila
ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat
berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain
diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU
atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
·
Fasilitas
Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas
diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan memainkan tingkat
bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang mengalami kekurangan
uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang
bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya
menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
·
Rasio
Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Rasio cadangan
wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana
cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah
uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang
beredar, pemerintah menaikkan rasio.
·
Himbauan
Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral
adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan
memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan
pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi
jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank
sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
D.
Hal – hal yang perlu di perhatikan dalam kebijakan moneter
·
Inflasi penargetan
Berdasarkan
pendekatan kebijakan target adalah untuk menjaga inflasi , di bawah sebuah
definisi tertentu seperti Indeks Harga Konsumen , dalam kisaran yang
diinginkan. Target inflasi ini dicapai melalui penyesuaian berkala kepada Bank
Sentral suku bunga target. Tingkat bunga yang digunakan adalah umumnya tingkat
antar bank di mana bank meminjamkan kepada satu sama lain semalam untuk
keperluan arus kas. Tergantung pada negara ini tingkat bunga tertentu yang bisa
disebut uang bunga atau sesuatu yang serupa.
Target
suku bunga dipertahankan untuk jangka waktu tertentu menggunakan operasi pasar
terbuka. Biasanya durasi bahwa target suku bunga dipertahankan konstan akan
bervariasi antara bulan dan tahun. Target suku bunga biasanya ditinjau secara
bulanan atau kuartalan oleh komite kebijakan.
Perubahan
target suku bunga dibuat sebagai tanggapan terhadap berbagai indikator pasar
dalam upaya untuk memperkirakan tren ekonomi dan dengan demikian pasar tetap
pada jalur untuk mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan. Sebagai contoh, satu
metode sederhana inflation targeting disebut aturan Taylor menyesuaikan tingkat
suku bunga sebagai respon terhadap perubahan dalam tingkat inflasi dan
kesenjangan output . Aturan diusulkan oleh John B. Taylor dari Universitas
Stanford .
Penargetan
inflasi pendekatan untuk pendekatan kebijakan moneter ini dipelopori di
Selandia Baru. Hal ini saat ini digunakan di Australia , Brazil , Kanada ,
Chile , Kolombia , yang Republik Ceko , Selandia Baru , Norwegia , Islandia ,
Filipina , Polandia , Swedia , Afrika Selatan , Turki , dan Inggris .
·
Harga Penargetan Tingkat
Harga
penargetan tingkat mirip dengan inflation targeting kecuali bahwa pertumbuhan
CPI dalam satu tahun atas atau di bawah target tingkat harga jangka panjang
adalah offset pada tahun-tahun berikutnya sehingga tingkat harga yang
ditargetkan tercapai dari waktu ke waktu, misalnya lima tahun, memberikan
kepastian lebih lanjut tentang masa depan kenaikan harga kepada konsumen. Dalam
inflation targeting apa yang terjadi pada tahun-tahun terakhir segera tidak
diperhitungkan atau disesuaikan dalam tahun berjalan dan masa depan.
·
Agregat Moneter
Pada
1980-an, beberapa negara menggunakan pendekatan yang didasarkan pada
pertumbuhan konstan dalam jumlah uang beredar. Pendekatan ini disaring untuk
memasukkan kelas yang berbeda dari uang dan kredit (M0, M1 dll). Di Amerika
Serikat ini pendekatan kebijakan moneter dihentikan dengan pemilihan Alan
Greenspan sebagai Ketua Fed. Pendekatan ini juga kadang-kadang disebut
monetarisme . Sementara kebijakan yang paling moneter berfokus pada sinyal
harga satu bentuk atau lain, pendekatan ini difokuskan pada jumlah moneter.
·
Nilai Tukar Tetap
Kebijakan
ini didasarkan pada mempertahankan nilai tukar tetap dengan mata uang asing.
Ada berbagai tingkat nilai tukar tetap, yang dapat peringkat dalam kaitannya
dengan cara kaku kurs tetap adalah dengan bangsa jangkar.
Di
bawah sistem nilai fiat tetap, pemerintah daerah atau otoritas moneter
menyatakan nilai tukar tetap tetapi tidak aktif membeli atau menjual mata uang
untuk mempertahankan tingkat. Sebaliknya, tingkat dipaksakan
oleh-konvertibilitas tindakan-tindakan non (misalnya kontrol modal , impor /
lisensi ekspor, dll). Dalam hal ini ada tingkat pasar gelap tukar dimana
perdagangan mata uang pada pasar / nilai tidak resmi.
Di
bawah sistem fixed-konvertibilitas, mata uang dibeli dan dijual oleh bank
sentral atau otoritas moneter setiap hari untuk mencapai nilai tukar target.
Tingkat mungkin target tingkat tetap atau sebuah band tetap di mana nilai tukar
dapat berfluktuasi sampai otoritas moneter campur tangan untuk membeli atau
menjual yang diperlukan untuk mempertahankan nilai tukar dalam band. (Dalam
kasus ini, nilai tukar tetap dengan tingkat tetap dapat dilihat sebagai kasus
khusus dari kurs tetap dengan band-band di mana band-band yang diatur ke nol.)
Di
bawah sistem nilai tukar tetap dikelola oleh suatu dewan mata uang setiap unit
mata uang lokal harus didukung oleh unit mata uang asing (mengoreksi nilai
tukar). Hal ini memastikan bahwa basis moneter lokal tidak akan mengembang
tanpa didukung oleh mata uang keras dan menghilangkan segala kekhawatiran
tentang berjalan di mata uang lokal dengan mereka yang ingin mengkonversi mata
uang lokal ke mata uang (jangkar) keras.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ekonomi
Moneter merupakan suatu cabang ilmu ekonomi yang membahas tentang peranan uang
dalam mempengaruhi tingkat harga-harga dan tingkat kegiatan ekonomi dalam suatu
negara.
Kebijakan
moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi
secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk
mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur
keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat
terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam
pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah
satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro
wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi
bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.
Kebijakan
moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai
keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga,
pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca
pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi
ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta
neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam
kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk
memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan
dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
DAFTAR PUSTAKA
Bernanke, Ben
(2006). “Agregat Moneter dan Kebijakan Moneter di Federal Reserve: Sebuah
Perspektif Sejarah” . Federal .
BM Friedman ,(2001)
“Kebijakan Moneter,” Abstrak. . ” Ensiklopedi Internasional & Perilaku Ilmu
Sosial. hal 9976-9984.
Mahendra, A. 2008. Analisis Kebijakan Moneter
dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Universitas Sumatra
Utara: Medan.
1961-2006″ :. Federal Reserve
Bank of St Louis Review (89 171
Rogoff, Kenneth ,
1985. “Komitmen optimal ke Target Moneter Intermediate”, Quarterly Journal of
Economics 100, hal 1169-1189